jump to navigation

Psikologi Problematika Belajar Februari 24, 2009

Posted by hadagomes in Agama, Artikel, Pendidikan.
Tags: ,
trackback

*Oleh : Syuhada Ishak Abilio Gomes, S.Pi.foto6

Makalah ini disampaikan pada Kuliah Universitas Muhammadiyah Surabaya

Pascasarjana

LATAR BELAKANG
Kebanyakan peserta didik khususnya siswa memiliki cirri atau kebiasaan seperti tidak bisa mengingat dengan baik materi pelajaran, mengakibatkan siwa kurang semangat (malas) dalam belajar.
Menjelang ujian apakah Ulangan Semester, UNAS, dan SPMB suka “belajar keras” (tahun belajar berjam-jam sampai larut malam). Cara belajar yang demikian sudah barang tentu tidak efektif, dan hasilnya pun tidak akan optimal.

B.    PENGERTIAN PROBLEMA BELAJAR (Pembelajaran)
Belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu.
Menurut Walker dalam bukunya Conditioning an Instrumental Learning (1967): belajar : “Perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman”
Menurut C.T. Morgan, dalam Introduction to Psychology (1961: belajar adalah suatu perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu”.

C.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
1.    Faktor Internal Siswa
Meliputi dua aspek, yakni :
1)    Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
2)    Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)
Meliputi:
a.     Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa
Menurut (Reber, 1988) bahwa intelegensi diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
b.     Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
c.     Bakat siswa
Menurut (Chaplin, 1972; Reber, 1988) bahwa bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
d.     Minat siswa
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.  Menurut Reber (1988), minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
e.     Motivasi siswa.
Merupakan keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu (pemasok daya).
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
(1)    Motivasi intrinsik: Hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang mendorongnya untuk belajar.
(2)    Motivasi ekstrinsik: Hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk belajar.

2.    Faktor Eksternal Siswa
Terdiri atas dua macam yaitu:
a.    Lingkungan Sosial
Para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
b.    Lingkungan Nonsosial
Gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3.     Faktor Pendekatan Belajar
Merupakan cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

D.    KESULITAN BELAJAR
1.    Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
a.    Faktor Intern Siswa
Meliputi gangguan atau kekurang mampuan psiko-fisik siswa, yakni :
1)    yang bersifat kognitif (ranah cipta)  rendahnya kapasitas intelektual/inteligensi siswa ;
2)    yang bersifat afektif (ranah rasa)   labilnya emosi dan sikap ;
3)    yang bersifat psikomotor (ranah karsa)  terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga).

b.    Faktor Ekstern Siswa
Meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa.
Faktor lingkungan ini terdiri dari:
1)    Lingkungan keluarga
2)    Lingkungan masyarakat
3)    Lingkungan sekolah.

2.    Diagnosis Kesulitan Belajar
1)    Melakukan observasi kelas
2)    Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar
3)    Mewawancarai orang tua atau wali siswa
4)    Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu
5)    Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ).

3.     Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar
a.    Menganalisa hasil diagnosis
b.    Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan ;
c.    Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial teaching (pengajaran perbaikan).

E.    JENIS-JENIS BELAJAR
Berdasarkan tujuan dan hasil, jenis-jenis belajar terdiri dari:
1.    Belajar Abstrak (Abstract Learning)
    Tujuan: memperoleh pemahaman serta pemecahan yang tidak nyata.
    Peranan akal atau rasio, penguasaan atas prinsip-prinsip dan konsep-konsep sangatlah penting.
2.    Belajar Keterampilan (Skill Learning)
    Tujuan: memperoleh keterampilan tertentu dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik.
    Proses pelatihan yang intensif dan teratur sangat diperlukan.
3.    Belajar Sosial (Social Learning)
    Tujuan memperoleh keterampilan dan pemahaman terhadap masalah-masalah sosial, penyesuaian terhadap nilai-nilai sosial dan sebagainya.
4.    Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)
    Tujuan: memperoleh keamampuan atau kecakapan kognitif guna memecahkan masalah secara tuntas.
    Kemampuan individu dalam menguasai berbagai konsep, prisip, serta generalisasi, amat diperlukan.
5.    Belajar Rasional (Rational Learning)
    Tujuan: memperoleh beragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.
    Individu diharapkan memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis.
6.    Belajar Kebiasaan (Habitual Learning)
    Tujuan: agar individu memperoleh sikap dan kebiasaan yang lebih tepat dan lebih positif, dan selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.

7.    Belajar Apresiasi (Apreciation Learning)
    Tujuan: agar individu memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (effective skills).
8.    Belajar Pengetahuan (Study)
    Tujuan: memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu.

Berdasarkan cara atau proses yang ditempuh dalam belajar, jenis-jenis belajar sebagai berikut:
1.    Belajar Berdasarkan Pengamatan (Sensory Type of Learning)
2.    Belajar berdasarkan Gerak (Motor Type of Learning)
3.    Belajar Berdasarkan Menghafal (Memory Type of Learning)
4.         Belajar Berdasarkan Pemecahan Masalah (Problem Solving Type of Learning)
5.    Belajar Berdasarkan Emosi (Emotional Type of Learning)

Komentar»

1. anis yunus - April 23, 2009

mohon informasi tentang intensitas belajar. Apa dan bagaimana intensitas belajar, serta apa saja indikatornya?

hadagomes - April 27, 2009

Assalamu’alaikum wr.wb
Pak Yusuans@rocketmail…. Trrimkasih …. saya mencoba memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut mudah-mudahan ada manfaatnya….

Banyak para pakar pendidikan yang memberikan persepsi tentang intensitas belajar maka dalam hal ini saya mencoba memberikan pendapat yang barangkali juga menambah wawasan saya maupun para pendidik lain. Masalah intensitas belajar semakin seseorang itu mempunyai pengalaman yang dihayati oleh peserta didik maka semakin tinggilah seseorang kualitas proses belajar . Intensitas pengalaman seseorang itu dapat dilihat dari
tingginya keterlibatan pelajar dalam hubungan belajar- mengajar dengan guru
dan objek pelajar. Bila dalam proses belajar-mengajar sebagian besar waktu
pelajar digunakan untuk mendengarkan dan mencatat penjelasan guru, dalam ukuran
pengertian kualitas proses belajar, suasana kelas demikian dipandang sebagai
kurang memiliki kualitas yang memadai. Tingkat partisipasi aktif peserta didik
dalam proses belajar merupakan salah satu indikator proses belajar yang
berkualitas. Rasa keterlibatan yang dilandasi oleh motivasi dan minat yang
tinggi dari pihak pelajar dalam mengikuti proses belajar di kelas merupakan
indikator dari proses belajar yang berkualitas.

Untuk mengukur kemampuan peserta didik coba membuat bentuk tes objektif pada setiap saat dapat mempengaruhi secara berantai cara belajar para pelajar. Dan cara belajar ini akan mempengaruhi
proses pembentukan sikap dan cara berfikir pelajar selanjutnya. Pelajar
mengetahui bahwa tanpa dapat menulis dengan benar apa yang diketahuinya, tanpa
dapat melakukan eksperimen, dan tanpa mengetahui bagaimana sesuatu kesimpulan
ditarik, dia akan dapat lulus suatu program evaluasi apabila dapat memahami
secara verbal konsep atau suatu pengertian bahkan kadang-kadang hanya dapat
menghapal fakta. Dalam sistem semacam ini, sukar diharapkan minat pelajar untuk
melakukan proses belajar yang menuntut berbagai kegiatan seperti menyusun
laporan hasil bacaan, membuat pekerjaan rumah dengan tertib dan benar, dan
berbagai kegiatan belajar yang dapat menumbuhkan berbagai karakteristik manusia
yang cerdas, mandiri, kreatif dan inovatif.

Indikator pada intensitas belajar banyak sekali tergantung kita memahaminya, yakni :
1. kuliatas jam belajar/jam mengajar seorang pendidik/peserta didik
2. Kualitas kurikulum dan bahan ajar
3. Iklim/suasana pembelajaran
4. Materi pembelajaran
5. media pembelajaran
6. fasilitas belajar
7. Sistem evaluasi pemelajaran
8. kualitas pendidik yang profesionalisme

Demikian yang saya bisa berikan mudah-mudahan ada manfaatnya, bila tidak sesuai maka mohon maaf yang sebesr-besarnya. Amiin

2. anis yunus - April 23, 2009

thank’s

hadagomes - April 27, 2009

Thank’s juga…… semoga kita terus memberi info dan saling memberi manfaat, semoga kita selalu sukses. Amiin.

3. fathyan - Oktober 5, 2009

aslmkmmm…
mas jika kita ingin home visit ke rumah siswa yang memiliki masalah dalam belajar, indikator apa saja yang harus diperhatikan sebagai bahan observasi dan penilaian sikap..?
thx b4


Tinggalkan komentar